Langsung ke konten utama

Adil-lah Karena Ikhlas Bukan Karena Pamrih! - Pendidikan Pancasila

 Selasa, 22 Maret 2022

 

Adil-lah Karena Ikhlas Bukan Karena Pamrih!


        Sebelum kita bahas suatu kasus terkini yang bakal kita bahas hari ini, saya mau sedikit mengupas teori yang kita akan bahas hari ini, yaitu tentang landasan filsafat Pancasila. Nah ini adalah pelajaran yang sebetulnya sudah harus kita pahami dari sejak kecil ya, karena kita kan hidup dan tinggal di Indonesia jadi kita harus sepenuhnya hidup berpedoman dengan Pancasila😁

Okedehhh kita kupas hari ini ya secara singkatnya supaya lebih mudah dipahami😀

       Mengenai landasan filsafat dalam pancasila, disini pertama saya akan mengulas sedikit mengenai pengertian filsafat, filsafat memiliki inti arti berpikir sedalam-dalamnya dan filsafat sendiri dapat timbul didiri manusia karena 3 hal yaitu keheranan,kesangsian dan kesadaran.

        Lalu berbicara mengenai filsafat dalam Pancasila. Pancasila sendiri digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, pandangan hidup dan filsafat dalam arti praktis yang berarti bahwa Pancasila  mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

        Terus pertanyaannya sekarang bagaimana sih cara kita dapat memahami landasan filsafat dalam Pancasila?Nah ada bebarapa cara nih yang bisa kita lakukan, diantaranya :

  1. Kita harus terlebih dahulu mengerti makna ditiap sila-sila Pancasila, karena tiap sila Pancasila bukan hanya kalimat melainkan memiliki arti yang semuanya telah tersusun
  2. Selalu menjadikan Pancasila sebagai jatidiri, karena pada hakikatnya Pancasila itu harus dijadikan sebagai pandangan hidup, dasar filsafat negara dan sebagai ideologi bangsa dan negara
  3. Berkehidupan dengan berpedoman pada Pancasila. Karena ditiap sila-sila Pancasila itu sebetulnya saling berhubungan sebagai suatu sistem, dan bersifat saling mengikat. Jadi berkehidupan dengan berpedoman pada Pancasila disini maksudnya kita harus selalu mewujudkan atau mengimani semua sila Pancasila yang saling berkaitan tersebut untuk diwujudkan didalam kehidupan sehari-hari, jadi maksudnya kita harus selalu mewujudkan perilaku beriman kepada tuhan yang maha esa yaitu allah swt, harus selalu menjadi manusia yang adil dan berabad, harus selalu mewujudkan persatuan, harus menjadi manusia yang bijaksana terutama saat menjadi pimpinan, serta kita juga harus selalu mewujudkan keadilan. Semua sila Pancasila tersebut harus kita wujudkan dalam cara hidup kita disetiap harinya. 

 

 

 Oke temen-temen, itu teori tentang materi hari ini ya. Sekarang kita masuk ke kasus yang akan kita bahas hari ini yuk😇

******************************************************************************

Oke hari ini kita akan membahas suatu kasus mengenai "KEADILAN"


        Sebelum kita masuk ke kasus, saya ingin bertanya kepada teman-teman, apa menurut teman-teman semua yang ada di muka bumi ini khususnya di Indonesia ini, baik itu ditiap diri manusia ataupun di tiap organisasi sudah mewujudkan keadilan? Tidak usah jauh-jauh deh kita lihat disekeliling kita saja, atau yang lebih dekat lagi coba lihat diri masing-masing dahulu, apakah sudah mewujudkan keadilan?Mungkin sebagian orang sudah mewujudkannya ya atau sebagian organisasi juga sudah mewujudkannya, namun sebagiannya lagi? Pastinya belum😏

        Berkaitan dengan itu, kali ini kita akan sedikit membahas mengenai ADIL TANPA PAMRIH. Sebetulnya apasih itu adil tanpa pamrih? Adil tanpa pamrih adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan menikmati hasil pekerjaan secara adil tanpa pamrih secara sukarela. Untuk contohnya sendiri kita bisa lihat disekeliling kita ya, ataupun disini saya juga akan memberikan satu contoh perilaku adil tanpa pamrih tersebut.

 

           Pada artikel diatas sudah memberi contoh mengenai adil tanpa pamrih dalam menyiapkan TPU baru di wilayah Kelurahan Angsau, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala) yang dibagun dengan uang semua warga dan tenaga semua warga di wilayah tersebut. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa adil tanpa pamrih disini bukan hanya kita sebagai pemimpin yang harus selalu berlaku adil kebawahan, namun adil tanpa pamrih juga bisa diwujudkan dilingkungan sekitar kita tanpa kita sebagai pemimpin, karena adil tanpa pamrih disini bisa juga diartikan sebagai kita semua melakukan sesuatu yang beratnya sama tanpa kita mengharapkan suatu imbalan. Seperti misalnya pada contoh diatas, semua warga serentak mau menyumbangkan uangnya dan juga tenaganya untuk membangun TPU diwilayahnya.

         

 

Karena adil tanpa pamrih ini merupakan salah satu dari makna sila Pancasila, maka kita wajib menanamkan sikap ini dan mewujudkan dikehidupan sehari-hari. Oke!!😇



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Popular Dengan Cara Yang Tepat - Pendidikan Pancasila

  Senin, 07 Maret 2022 Popular Dengan Cara Yang Tepat           Siapa sih yang gak mau jadi popular? Pasti semuanya mau jadi popular kan. Semakin berkembangnya teknologi, semakin banyaknya orang yang berusaha untuk menjadi seorang yang dikenal oleh seluruh dunia.          Berbicara tentang kepopularan, sekarang banyak orang yang bercita-cita untuk menjadi seorang youtuber, sehingga kini semakin banyaknya pengguna youtube untuk mereka menciptakan suatu video yang dapat diunggah didalamnya. Dari hal tersebutlah, mereka berharap bisa menjadi youtuber yang terkenal dan dapat menghasilkan uang juga seperti para youtuber yang sudah banyak terkenal sekarang .   Seperti yang sudah diberitahukan pada artikel tersebut, bahwa 93,8 persen dari 170 juta user Indonesia merupakan pengguna youtube, angka tersebut bukanlah angka yang sedikit dan itu juga membuktikan bahwa sebagian banyak penduduk Indonesia tidak buta akan teknologi. Lalu pertanyaannya, sekarang bagaimana kita dapat menciptakan kepopul

Sudah Bisa Saling Menghargai? - Pendidikan Pancasila

  Senin, 14 Maret 2022 Sudah Bisa Saling Menghargai?          Diambilnya topik ini, karena saya ingin berbincang dengan teman-teman mengenai banyaknya keragaman yang ada di Indonesia termasuk agama. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa ada 6 agama yang diakui di Indonesia yaitu : Lalu pertanyaannya, apakah diantara kita sudah saling menghargai mengenai perbedaan agama tersebut? Nyatanya menurut pengalaman diantara lingkungan pribadi saya, saya masih belum merasakan akan adanya rasa saling menghargai antar agama tersebut, karena contoh kecilnya saja saat di sekolah, masih banyak anak yang masih saling mengolok walaupun bukan dengan kata-kata yang kasar, namun dengan kata seperti mengajak shalat orang yang beragama kristen atau menanyakan siapa tuhanmu kepada yang beragama kristen saja menurut saya sudah termasuk perilaku yang tidak saling menghargai. Lalu contoh lainnya seperti misalnya, ketika melihat teman yang sedang shalat, teman lainnya malah menggoda teman yang sedang shalat ters